Saturday, October 20, 2012

Ekosistem Estuari

Estuari berasal dari kata aetus yang artinya pasang-surut. Estuari didefinisikan sebagai badan air di wilayah pantai yang setengah tertutup, yang berhubungan dengan laut bebas. Oleh karena itu ekosistem ini sangat dipengaruhi oleh pasang surut dan air laut bercampur dengan air darat yang menyebabkan salinitasnya lebih rendah daripada air laut. Muara sungai, rawa pasang-surut, teluk di pantai dan badan air di belakang pantai pasir temasuk estuari. Biota yang hidup di ekosistem estuari umumnya adalah percampuran antara yang hidup endemik, artinya yang hanya hidup di estuari, dengan mereka yang berasal dari laut dan beberapa yang berasal dari perairan tawar, khususnya yang mempunyai kemampuan osmoregulasi yang tinggi. Bagi kehidupan banyak biota akuatik komersial, ekosistem estuari merupakan daerah pemijahan dan asuhan. Kepiting (Scylia serrata), tiram (Crassostrea cucullata) dan banyak ikan komersial merupakan hewan estuari. Udang niaga yang memijah di laut lepas membesarkan larvanya di ekosistem ini dengan memanfaatkannya sebagai sumber makanan. Daerah muara sungai yang terlindung dan kaya akan sumberdaya hayati menjadi tumpuan hidup para nelayan, sehingga tidak dapat dihindari terjadinya pemukiman di pinggiran muara sungai. Tidak hanya itu, karena muara sungai ini juga menjadi penghubung daratan dan lautan yang sangat praktis, maka manusia menggunakannya sebagai media perhubungan. Daerah yang terlindung juga menjadi tempat berlabuh dan berlindung kapal, terutama di saat‑saat laut berombak besar. Perkembangan industri pantai menambah padatnya wilayah estuari ini oleh kegiatan manusia karena daratan estuari merupakan akses yang bagus buat kegiatan industri itu, khususnya tersedianya air yang melimpah, baik itu untuk pendingin generator maupun untuk pencucian alat‑alat tertentu dan tidak dapat dihindari nafsu untuk membuang limbah ke lingkungan akuatik. Mengingat banyaknya perikanan komersial yang tergantung pada ekosistem estuari ini maka perlindungan ekosistem ini merupakan salah satu persyaratan ekonomik yang utama agar perkembangan ekonomi di wilayah ini dapat dijaga kelanjutannya. Banyaknya jenis pemanfaatan wilayah di ekosistem estuari ini menyebabkan sering terjadinya bertentangan kepentingan dan kerusakan ekosistem yang berharga ini. Oleh karena itu, perencanaan terpadu wilayah estuari ini perlu dilakukan dengan seksama untuk menjaga ekosistem ini agar tidak rusak. Ekosistem Karst Kawasan karst di Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya yang kurang subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri, dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain. Habitat dalam gua merupakan suatu habitat yang gelap total, tidak ada sinar matahari yang masuk sehingga tidak terdapat organisme heterotrofik. Peran organisme khas gua seperti kelelawar yang setiap malam hari mencari makan ke luar gua dan pada siang hari kembali lagi, akan membawa energi dari luar gua untuk kehidupan berbagai organisme gua (Arthropoda) terutama kotoran (guano) dan bangkai kelelawar tersebut. Disamping itu energi dibawa oleh akar tumbuhan yang berada di atas gua yang menembus dinding atas gua. Sungai di dalam gua yang semula mengalir di permukaan luar gua juga berperan terhadap transfer energi ke dalam lingkungan gua dengan memhawa bahan organik. Di dalam gua sendiri mengalami jaring-jaring makanan yang rumit. Perubahan-perubahan lingkungan di luar gua sangat mempengaruhi kehidupan di dalam gua. Dalam kondisi gua yang sangat ekstrem, tanpa adanya cahaya, kelembaban yang sangat tinggi dan suhu yang konstan sepanjang tahun, mengakibatkan organisme penghuni gua beradaptasi terhadap lingkungannya. Bentuk adaptasi organisme gua antara lain: 1) adaptasi morfologi hewan diperlihatkan dengan memucatnya warna kulit, adanya alat sensoris yang berkembang sangat baik, mata mereduksi dll; 2) adaptasi fisiologis yang diperlihatkan adalah tidak adanya kemampuan untuk membedakan antara siang dan malam hari sehingga hewan tidak peka terhadap sinar karena lingkungan hidupnya yang gelap sepanjang tahun; 3) tumbuhan di lingkungan gua mempunyai sifat poikilohidri yaitu mempunyai ketahanan yang besar terhadap kekurangan air secara berkala. Ekosistem Lamun (seagrass Ecosystem) Lamun (seagrass) adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang dangkal. Seperti hal­nya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga, berbuah dan meng­hasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumberdaya hayati, lamun banyak dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Secara tradisional lamun telah dimanfaatkan untuk keranjang anyaman, dibakar untuk garam, soda atau penghangat, bahan isian kasur, atap, bahan kemasan, pupuk, isolasi suara dan suhu. Pada jaman modern ini, lamun dimanfaatkan antara lain sebagai penyaring limbah, stabilisator pantai, pupuk, makanan dan obat‑obatan. Padang lamun berlaku sebagai daerah asuhan, pelindung dan tempat makan ikan, Avertebrata, dugong dan sebangsanya. Padang lamun juga berinteraksi dengan terumbu karang dan mangrove. Ekosistem lamun ini terdapat di banyak perairan pantai di negara kita. Di Kepulauan Seribu, misalnya, terdapat ekosistem ini yang berdampingan dengan mangrove dan terumbu karang. Ekosistem ini dikaitkan dengan kehadiran dugong karena tumbuh‑tumbuhan lamun menjadi makanannya. Ekosistem Mangrove Mangrove sebagai ekosistem didefinisikan sebagai mintakat (zona) antar-pasang-surut (pasut) dan supra (atas)-pasut dari pantai berlumpur di teluk, danau (air payau) dan estuari, yang didominasi oleh halofit berkayu yang beradaptasi tinggi dan terkait dengan alur air yang terus mengalir (sungai), rawa dan kali-mati (backwater) bersama-sama dengan populasi flora dan fauna di dalamnya. Di tempat yang tak ada muara sungai biasanya hutan mangrovenya agak tipis. Sebaliknya, di tempat yang mempunyai muara sungai besar dan delta yang aliran airnya banyak mengandung lumpur dan pasir, biasanya mangrovenya tumbuh meluas. Ekosistem ini mempunyai dua komponen lingkungan, yakni darat (terestrial) dan air (akuatik). Lingkungan akuatik pun dibagi dua, laut dan air tawar. Ekosistem mangrove dikenal sangat produktif, penuh sumberdaya tetapi peka terhadap gangguan. Ia juga dikenal sebagai pensubsidi energi, karena adanya arus pasut yang berperan menyebarkan zat hara yang dihasilkan oleh ekosistem mangrove ke lingkungan sekitarnya. Dengan potensi yang sedemikian rupa dan potensi-potensi lain yang dimilikinya, ekosistem mangrove telah menawarkan begitu banyak manfaat kepada manusia sehingga keberadaannya di alam tidak sepi dari perusakan, bahkan pemusnahan oleh manusia. Ekosistem mangrove ditumbuhi sedikitnya oleh 89 jenis tumbuh-tumbuhan. Dari jumlah ini terdapat empat jenis yang dinamakan “strict mangrove”, yakni Avicennia, Excoecaria, Sonneratia dan Rhizophora. Selain ditumbuhi berbagai jenis tumbuhan, ekosistem mangrove juga dihuni oleh berbagai jenis satwa. Sebagai contoh, jenis burung seperti Ardea cinerea (cangak abu), Nomenius schopus (gajahan sedang), Egretta sp. (kuntul), dan Larus sp. (camar). Satwa lainnya yang hidup di sana adalah Macaca fascicularis (kera ekor panjang), Varanus salvator (biawak), juga terdapat satwa yang hidup di dasar hutan mangrove seperti kepiting graspid dan ikan gelodong (Periohthalmus). Ekosistem Savanna Savana dari daerah tropika terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per tahun, tetapi dengan musim kering yang berkepanjangan pada saat api menjadi bagian penting dari lingkungan. Savana yang terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat savana yang luas. Berhubung dalam ekosistem savana ini, rerumputan dan pohon-pohon yang hidup harus tahan terhadap musim kering dan api, maka jumlah jenis tumbuh-tumbuhan yang hidup di savana ini tidak banyak, tidak seperti yang hidup di hutan hujan tropik, tidak seperti yang hidup hutan hujan tropik. Rumput-rumput dari marga Panicum, Pennisetum, Andropogon dan Imperata mendominasi lingkungan ini, sedangkan pepohonan yang hidup di sana sama sekali berada dengan jenis pohon yang hidup di hutan hujan tropik. Di Afrika diantaranya terdapat pohon Acacia yang terbesar di savanna. Di Indonesia padang savanna ini dapat ditemukan di Taman Nasional (TN) Baluran dan TN Alas Purwo di Banyuwangi, Jawa Timur.

Friday, October 19, 2012

Ikan Napoleon, Napoleon Wrasse (Cheilunus undulatus)

Ikan ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon WrasseIkan Napoleon (Cheilunus undulatus) adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam. Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajad. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini.
Ikan ini bernama napoleon atau lebih dikenal dengan Napoleon WrasseIkan Napoleon (Cheilunus undulatus) adalah salah satu ikan karang besar yang hidup pada daerah tropis. Panjang ikan ini bisa mencapai 1.5 meter. Dan beberapa ikan bisa mencapai ukuran sampai 180 kg pada usia 50 tahun. Kehidupan hewan ini umumnya sama dengan ikan karang lain yang hidup secara soliter. Para penyelam biasanya menemukan ikan ini berenang sendiri pada daerah sekitar karang. Dan biasanya sangat jinak dengan para penyelam. Ikan ini biasanya biasanya tidak terusik dengan aktivitas para penyelam. Salah satu keunikan hewan ini adalah lingkar bola matanya yang dapat melihat arah sudut pandang sampai 180 derajad. Kebiasaan hidup sendiri pada kedalaman tertentu membuat hewan ini sangat dinantikan oleh para penyelam untuk melihat atau bahkan memotret hewan ini. Biasanya ikan berenang sendiri mencari makan didaerah dekat karang, karena makanannya yang berupa beberapa jenis sea urchin, molusca dan crustacean memang banyak berada pada daerah sekitar karang. Ikan ini mempunyai pola reproduksi yang hermaphrodite. Biasanya ikan ini lahir sebagai hewan jantan dan akan berubah menjadi betina saat menjelang dewasa. Sehingga kadang ditemukan dominasi jantan pada satu populasi ikan kecil sampai ukuran sedang dan akan berubah menjadi dominasi populasi betina saat mendekati matang gonad. Ini memang fenomena unik dialam yang merupakan salah satu strategi sebagian besar hewan laut utntuk mempertahankan kehidupan populasi mereka.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon



Sampai saat ini sangat kurang penelitian yang mengungkap pola adaptasi yang bisa dikembangkan oleh ikan yang satu ini yang jelas bahwa sampai saat ini populasi hewan ini sangat kecil dan merupakan salah satu ikan yang sangat dilindungi. Populasi ikan ini biasanya didapatkan pada daerah-daerah yang jauh dari kegiatan pengeboman karena dari beberapa pengalaman para penyelam, mengatakan bahwa ikan napoleon akan sangat jarang ditemukan pada daerah dengan kondisi karang yang sudah rusak akibat pengeboman dan atau daerah yang banyak menggunakan potassium sianida. Ini menggambarkan bahwa keberadaan ikan ini sangat tergantung pada ekosistem yang terjaga.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon


Mahalnya perdagangan ikan ini merupakan salah satu penyebab populasi ikan ini sangat jauh berkurang dialam. Warna daging yang putih lembut dengan rasa yang sangat lezat, membuat ikan ini semakin diburu. Beberapa Negara yang dicatat sebagai pengimpor ikan ini adalah Singapura, Cina, Hongkong dan Jepang. Juga pernah dicatat beberapa pesanan berasal dari Canada, Amerika dan beberapa nagara di Eropa. Walau dilakukan dengan tidak resmi, sampai sekarang masih didapatkan beberapa kasus penyeludupan hewan ini keluar dari Indonesia.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon


Ikan ini merupakan salah satu ikan yang sangat dilindungi dan dilarang perdagangannya saat ini. Oleh International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN), ditetapkan ikan Napoleon sebagai salah satu ikan yang dilindungi di dunia karena ikan ini telah langka dan terancam populasinya dialam. Pada COP 13 CITES di Bangkok, Thailand pada tanggal 2 – 14 Oktober 2004 negara-negara anggota CITES telah menyepakati untuk memasukan jenis ikan ini kedalam Appendiks II CITES dan selanjutnya dalam pemanfaatannya harus sesuai dengan ketentuan CITES, karena Indonesia merupakan salah satu negara yang telah meratifikasi CITES sesuai Keputusan Presiden Nomor : 43 Tahun 1978 tentang Pengesahan Convention on International Trade In Endangered Species (CITES) of Wild Fauna and Flora. Dimana pengaturannya di Indonesia dilaksanakan oleh Departemen Kehutanan c.q. Dirjen PHKA selaku otoritas pengelola CITES. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka pemanfaatan Ikan Napoleon Wrasse (Cheilinus undulatus) yang tidak dilindungi undang-undang dan termasuk dalam Appendiks II CITES dalam penatausahaannya diatur sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 447/Kpts-II/2003 tentang Tata Usaha Pengambilan atau Penangkapan dan Peredaran Tumbuhan dan Satwa Liar, yang merupakan peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor : 5 Tahun 1990 tentang Konservasi SumberDaya Alam Hayati dan Ekosistemnya, serta Peraturan Pemerintah Nomor : 8 Tahun 1999 tentang Pemanfaatan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar.

Khusus untuk dibeberapa perairan Indonesia, kita dapat menemukan ikan ini hidup disekitar daerah sekiatar Irian (raja empat dan sekitarnya) , perairan Sulawesi tenggara (kabupaten Buton, Perairan Wakatobi dan sekitarnya) , Periaran Sulawesi Utara (Bunaken dan sekitarnya), Perairan Nusa Tenggara (Sikka dan sekitarnya), perairan Sulawesi selatan (Takabonerate dan sekitarnya), Perairan Maluku.

Namun demikian karena maraknya pengiriman secara illegal ikan ini ke Singapura, membuat ikan ini telah mulai langka dan sangat sulit untuk ditemukan. Walaupun dicanangkan sebagai salah satu hewan yang dilindungi di Indonesia, tidak menyusutkan niat beberapa pencari dan pedagang ikan untuk menjual ikan ini. Bahkan dengan dilindunginya ikan ini membuat harganya semakin mahal dan semakin menantang mereka untuk menangkap dan menjualnya.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon


Sangat disayangkan jika keberadaan ikan ini akan musnah dari parairan Indonesia. Sebagai salah satu hewan yang mempunyai bentuk yang cantik, anggun, gemulai dan bersahabat dialam, menjadikan ikan ini sangat dekat dengan beberapa penyelam. Keberadaan ikan ini dibeberapa daerah penyelaman menjadikan pengalaman tersendiri yang tak terlupakan bagi para penyelam. Bahkan dibeberapa Negara ada yang menawarkan paket berenang dengan hanya untuk menyaksikan keberadaan beberapa jenis ikan ini dialam.

Ini merupakan investasi alam yang sangat berharga untuk jangka panjang. Sebagian besar masyarakat kita tidak mengerti akan keberadaan hewan ini bahkan ironisnya dibeberapa tempat, ikan ini diburu untuk disantap menjadi makanan keseharian mereka.

Minimnya kesadaran akan beberapa jenis hewan yang semakin berkurang dialam menjadikan mereka seakan tidak perduli dengan hewan ini.

Untuk itu akan sangat diharapkan peran dari semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberadaan hewan dan ikan-ikan yang dilindungi.

Kita sangat mengharapkan peran pemerintah untuk lebih tegas dalam mengawasi dan melarang perdagangan hewan ini, pertisipasi semua pihak untuk menjaga keberadaan ikan ini dialam.

Akan sangat indah bagi kita jika saat melakukan perjalanan kedaerah-daerah pantai dekat karang menyaksikan ikan ini berenang dengan gemulai dan indah atau suatu saat anda mempunyai kesempatan untuk snorkling atau diving didaerah sekitar karang menemukan ikan ini berenang bebas bersama anda karena sifat yang bersahabat dari ikan ini.

Dengan tidak memburunya dialam dan membiarkannya tetap hidup dan berkembang biak dialam kita sudah berperan sangat besar dalam menjaga ikan ini. Kita tidak akan berharapa kalau ikan ini hanya tertempel didinding sebagai suatu gambar atau poster yang dengan catatan “Ikan ini Pernah ada diperaiarn Indonesia”.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon


Akan sangat mungkin untuk melakukan upaya restoking bagi beberapa hewan dan ikan seperti Napoleon dialam. Tentunya peluang untuk membuat tempat perkembangbiakan ikan ini pada suatu kawasan bahkan tempat tertentu merupakan salah satu jalan keluar yang mungkin dapat dilakukan. Tentunya dengan kepedualian dan perhatian dari berbagai pihak terutama pemerintah.

Ikan satu ini kurang dikenal di negeri kita. Padahal di Hongkong, ia merupakan makanan begitu bergengsi, sampai-sampai para taoke harus belanja ke Indonesia. Kehidupan unik "kerajaan" ikan ini mulai terusik.


Foto/Gambar Ikan Napoleon
Ikan Napoleon


Bicara soal ikan terumbu karang, ikan napoleon (Cheilinus undulatus) jelas bukan primadonanya. Tampangnya enggak cakep. Warnanya juga kagak terlalu menarik. Apalagi menginjak umur setengah baya badannya jadi meraksasa, sehingga orang yang belum mengenalnya bakal takut. Meskipun gerakannya lamban, kesan menyeramkan tak bisa hilang.

Tapi di kalangan pecinta makanan ikan laut di Hongkong sana, ikan ini benar-benar sajian favorit. Kabarnya, daging mereka sangat lezat dan lembut, lalu, dia juga merupakan simbol status sosial dan ekonomi bagi penyantapnya. Menu ikan, yang di Hongkong disebut sio moy, ini biasanya dihidangkan pada acara atau peringatan khusus, umpamanya pesta ulang tahun kelahiran atau perkawinan. Permintaan tertinggi terjadi pada Hari Ibu. Syukur, barangkali itu merupakan bentuk penghargaan yang tinggi pada kaum ibu. Sajian ikan "buruk rupa" ini sering pula hadir saat ada jamuan makan dengan relasi bisnis.

Soal harganya, jangan tanya. Sekilonya di sana mencapai AS $ 80. Padahal, para taoke belanja ke para nelayan penangkapnya di Indonesia cuma dengan harga AS $ 20, meski di tingkat nelayan harga itu sudah menggiurkan. Akibatnya, penangkapan terhadap ikan jenis ini jadi membabi buta. Kalau menangkapnya cep … pakai tangan, mungkin tak masalah. Yang celaka, mereka diburu menggunakan bom rakitan atau racun potasium sianida (NaCN). Terumbu karang tempat mereka hidup, kongko-kongko, dan mencari makan jadi hancur atau mati.

Beruntung, para pecinta terumbu karang dan penghuninya segera teriak kencang. Pemerintah negara-negara yang wilayahnya menjadi habitat mereka segera pasang kuda-kuda. Larangan penangkapan terhadap mereka pun diberlakukan. Di antaranya oleh Filipina dan Indonesia. Kedua negara memang merupakan pemasok utama ikan napoleon untuk Hongkong. Maldivas kemudian mengikuti jejak keduanya. Tapi, sebenarnya masih ada negara lain yang "diam-diam" juga memasok ikan besar ini ke Hongkong. Di antaranya Australia, Cina, Malysia, Papua Nugini, Kepulauan Solomon, Thailand, dan Vietnam.

Di Indonesia sendiri larangan itu tidak cuma penangkapan, tetapi juga perdagangan mereka. Dalam SK Menteri Pertanian No. 375/Kpts/IK.250/5/95 disebutkan penangkapan cuma diizinkan Menteri Pertanian untuk penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta pembudidayaannya. Nelayan tradisional juga diizinkan menangkap menggunakan alat dan tata cara yang tidak merusak sumber daya alam. Sedangkan dalam SK Menteri Perdagangan No. 94/Kp/V/95 dicantumkan larangan mengekspor ikan napoleon dalam keadaan hidup atau mati, bagian-bagiannya, maupun barang-barang yang terbuat dari ikan tersebut. CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna) pun memasukkan ikan napoleon ini sebagai satwa yang haram diperdagangkan. Sayang, implementasinya belum seperti diharapkan.


Gara-gara "selir" berebut kekuasaan

Pantas saja kalau kerusakan terumbu karang akibat serbuan serampangan terhadap si napoleon laut ini, bikin teriak banyak pihak. Pasalnya, kalau habitatnya luluh lantak mereka bisa kehilangan tempak tinggal dan dikhawatirkan punah. Padahal, mereka susah banget dikembangbiakkan di luar kampung halaman. Kalau cuma untuk hidup, bisa saja di miniatur laut seperti yang ada di Sea World Indonesia. Di sana saat ini ada beberapa ekor ikan napoleon. Tapi untuk punya keturunan, enggak janji! Penelitian yang dilakukan para bapak dan ibu di Loka Budidaya Air Payau Situbondo misalnya, mengungkapkan peluang mereka bisa beranak pinak di kolam percobaan sangat kecil. Meski telah berhasil dipijahkan, tingkat kelulushidupan (survival rate)-nya cuma 2 –3 % (Kompas, 5 Juli 1999). Artinya, setiap 100 ekor anak napoleon yang berhasil menetas, cuma 2 – 3 ekor yang mampu bertahan hidup. Selebihnya, ya menghadap Yang Maha Kuasa tak lama setelah turun ke dunia (air). Mungkin, tempat percobaan itu memang asing di mata si ikan napoleon.

Di kampung halaman mereka, dalam wilayah perairan terumbu karang Indo-Pasifik (Asia Tenggara dan Pasifik) dengan kedalamam 2 – 60 m, mereka bisa melihat pemandangan terumbu karang yang indah melambai-lambai. Mereka juga bisa bertegur sapa dengan tetangga sesama penghuni terumbu karang. Tempat favorit mereka adalah gua, celah, atau laguna di perairan terumbu karang. Sekarang bisa dimengerti, kebiasaan hidup di laut "beriman" (bersih, indah dan nyaman) menjadikan mereka stres berat bila dipaksa hidup di rantau orang. Tak terkecuali yang baru menetas. Wajar, kalau orok ikan napoleon tak banyak yang bisa bertahan.

Lebih-lebih siklus hidup bangsa ikan napoleon di tempat asalnya tergolong unik. Mereka termasuk dalam binatang hermaprodite protogynus. Di sini ikan napoleon jantan ada dua tipe, yakni mereka yang terlahir sebagai jantan dan tetap sebagai jantan sejati sampai akhir hayat, dan mereka yang memulai hidup sebagai betina dan dalam masa kehidupan berikutnya berubah fungsi sebagai jantan! Perubahan menjadi jantan biasanya terjadi setelah berumur 5 - 10 tahun atau berbobot badan kurang dari 10 - 15 kg. Namun, pergantian kelamin dan bagaimana perubahan kelamin terjadi masih menyimpan misteri.


Dramatis

Ada sejumlah faktor yang diperkirakan bisa mendorong perubahan jenis kelamin tadi. Yakni hubungan antarikan napoleon jantan dan dominasi sosial, atau dalam hal lebih spesifik, ukuran tubuhnya. Jenis Cleaner wrasse (Labroides dimidiatus), yang masih saudara ikan napoleon dalam keluarga besar Wrasse (Labridae), merupakan contoh paling baik. Pada ikan jenis ini seekor jantan yang besar bisa menjadi "raja" dan menguasai sebuah harem dengan sejumlah betina, bisa sampai enam ekor. Di dalam harem ini terbentuk hirarki yang jelas di antara para selir di harem tadi. Yang berbadan paling besar boleh menjadi ratu dan menempati kedudukan tertinggi. Ikan betina ini dalam aturan mainnya mendapatkan kekuasaan sangat besar atas betina lainnya. Dialah satu-satunya yang dapat hidup di sisi sang raja.
Sayang, setelah ditangkap nelayan, ikan napoleon ini mati. (Rye)

Jika ratu atau betina lain menyatakan berhenti (menjadi selir), mangkat, atau berhalangan tetap, ikan betina yang berkedudukan lebih rendah berhak menggantikannya dengan naik ke jenjang sosial lebih tinggi, tanpa melalui sidang Majelis Permusyawaratan Wrasse. Sementara bila si raja lengser keprabon, betina terbesar bakal ikut bersaing dalam suatu perebutan kekuasaan melawan ikan jantan dari kampung tetangga yang akan mencoba mengambil alih kekuasaan atas wilayah dan penghuni harem. Kalau betina itu besar dan cukup agresif untuk menahan kudeta tersebut, dalam beberapa jam dia bakal bertindak sebagai raja, tetapi masih betina. Ia segera menjalankan roda pemerintahan dan beberapa hari kemudian berubah menjadi ikan jantan sejati.

Dalam menjaga keutuhan rumah tangganya, ikan napoleon jantan dewasa terkenal galak. Pejantan lain jangan sekali-kali mengganggu. Begitu ada pejantan lain yang dianggap mau coba-coba main mata dengan pasangan hidupnya, sang raja segera memberi pelajaran oknum tak tahu diri itu. Kalau perlu sampai titik darah penghabisan.

Ikan napoleon betina bertelur sepanjang tahun di pinggir atau bagian luar lereng terumbu karang. Proses bertelur ini terjadi dalam kelompok maupun berpasangan. Kegiatan bertelur dalam kelompok sungguh dramatis. Aktivitas itu dimulai dengan berkeliling bersama secara perlahan membentuk suatu kelompok. Saat anggota kelompok bertambah, mereka berenang lebih cepat dan lebih cepat lagi, akhirnya makin rapat membentuk kelompok besar. Pada puncak hiruk-pikuk tadi, seluruh kelompok naik ke arah permukaan laut kemudian secepat kilat berbalik arah dan meninggalkan sebuah massa telur dan sperma di belakang yang segera terbawa oleh arus.

Jika proses bertelur dilakukan secara pasangan, yang jantan menyiapkan tempat bertelur pada seonggok karang atau batu yang menyolok. Dari sini dia menarik perhatian betina yang lewat, yang kira-kira bisa memberi harapan. Caranya, di atas calon pasangan dia bergerak ke atas dan ke bawah dan menggetarkan tubuhnya sembari berenang kembali. Kalau siap menerima pinangannya, si betina akan membalasnya dengan memberi sinyal ke ikan jantan yang meminangnya. Dengan bangga si betina melengkungkan tubuhnya membentuk huruf "S" sembari mempertontonkan perut buncitnya yang berisi telur. Mereka kemudian bertelur dalam suatu gerakan naik turun secara cepat ke permukaan. Proses bertelur ini berlangsung singkat dalam suatu hari, tergantung pada kondisi setempat. Di areal dengan arus pasang surut yang kuat, bertelur terjadi hanya setelah puncak pasang naik, keadaan yang ideal untuk memindahkan telur ke luar terumbu karang.


Punya banyak nama

Ketika muda, ikan napoleon terlihat pucat dengan garis-garis vertikal lebih gelap. Begitu dewasa, warna tubuhnya menjadi hijau kebiru-biruan dengan garis-garis lebih jelas. Bibirnya menebal macam bibir Mick Jagger. Bagian atas kepalanya pun, di atas mata, menjadi benjol ke depan. Karena "ponok"nya itu, orang pun menamainya Wrasse kepala berponok (Humphead wrasse).

Wajahnya memiliki garis-garis tak beraturan. Di belakang matanya terdapat dua garis pendek berwarna hitam. "Goresan" hitam ini menyerupai ornamen wajah suku Maori di Selandia Baru. Maka, ikan napoleon pun mendapat julukan lain, Maori wrasse.

Dalam keluarga besar ikan terumbu karang, ikan napoleon yang berukuran paling besar. Bisa mencapai panjang lebih dari dua meter. Yang pernah dicatat, seekor ikan napoleon memiliki panjang 2,29 m dan bobotnya 191 kg. Karena ukurannya yang besar itu, orang pun menjulukinya sebagai Giant (maori) wrasse.

Di alam bebas, ikan napoleon dikenal sangat hati-hati terhadap ikan-ikan lainnya. Namun, di taman laut, dimana ikan-ikan dilindungi, mereka sering kali menjadi jinak dan dapat disentuh oleh penyelam. Umumnya, mereka hidup sendiri-sendiri. Cuma kadang-kadang mereka terlihat berenang-renang berpasangan. Paling pol, mereka berkelompok hingga empat ekor. Pada masa bertelur Maori wrasse terlihat bergerombol dalam jumlah banyak.

Kalau siang hari ikan napoleon menjelajahi kampung halamannya yang penuh terumbu karang yang indah. Kalau malam hari beristirahat guna melepas lelah di dalam gua terumbu karang atau di bawah langkan karang.

Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, sepanjang hari mereka secara tenang tapi pasti melahap ikan-ikan kecil, kerang-kerangan, bintang laut, teripang, atau cacing laut. Tulang-tulang dekat kerongkongannya (pharyngeal bones) bertindak sebagai geligi kedua yang memecahkan, menggiling, dan membantu dalam pemrosesan makanan.

Masa hidup mereka belum banyak diketahui orang. Namun, dipercaya mereka bisa hidup 25 tahun atau lebih. Itu kalau tidak makin banyak yang diburu. Tragisnya, nelayan tradisional kebanyakan menggunakan cara-cara terlarang, misalnya menyemprotkan potasium sianida ke tempat-tempat napoleon bersembunyi. Beberapa saat kemudian, ikan napoleon dan bakal teler.

Ikan-ikan lainnya yang saat itu berada di sekitarnya juga ikut lemas. Untuk bisa mengambil ikan napoleon, nelayan biasanya membongkar terumbu karang tempat si ikan napoleon tadi ngumpet. Inilah yang bikin terumbu karang rusak. Sesampai di kapal, mereka cepat-cepat diberi oksigen. Napoleon yang sudah meninggalkan kampung halaman ini pun segar kembali. Sebaliknya, terumbu karang tempat mereka bersembunyi luluh lantak, sehingga perlu waktu puluhan tahun untuk mengembalikan kondisinya. (I Gede Agung Yudana)

Source :

Tuesday, October 16, 2012

Ikan Endemik Danau Poso


xenopoecilusXenopoecilus oophorus (Source: FishBase)
(sepenggal cerita perlawatan)
Akhir Mei 2011 saya melakukan perlawatan ke Sulawesi Tengah dalam rangka mengikuti penelitian ikan sidat (Anguilla marmorata dan A. celebensis) yang dikenal dengan nama lokal sogili. Ikan ini menghuni Danau Poso dan melakukan ruaya pemijahan ke laut Teluk Tomini. Danau Poso terletak pada di ketinggian 500 m dari permukaan laut. Luas permukaan danau 32.300 ha dengan kedalaman mencapai 450 m.
Selain sogili Danau Poso juga dihuni oleh banyak jenis ikan, bahkan beberapa diantaranya merupakan ikan endemik. Ikan tersebut sudah dimasukkan dalam kelompok ikan-ikan terancam punah. Tabel di bawah memperlihatkan daftar ikan endemik yang menghuni Danau Poso beserta status konservasinya berdasarkan IUCN 2010. Yang mengejutkan dan menyedihkan adalah satu spesies ikan endemik Adrianichthys kruyti Weber 1913 sudah dinyatakan punah. Ini adalah lampu kuning peringatan bagi keanekaragaman ikan di danau ini dan semestinya menjadi perhatian kita.

Tabel: Daftar ikan endemik penghuni Danau Poso
No
Nama ilmiah
English Name
Nama Lokal
Status
1
Xenopoecilus oophorus Kottelat, 1990
Egg carrying buntingi
rono
EN (A2e)
2
Xenopoecilus poptae Weber & de Beaufort, 1922
Popta’s buntingi
CR (A1ae)
3
Oryzias nigrimas Kottelat, 1990
Black buntingi
VU (A2e, D2)
4
Oryzias orthognathus Kottelat, 1990
Sharpjawed buntingi
EN (A2e)
5
Anguilla celebensis Kaup, 1856
Celebes longfin eel
sogili
Not evaluated
6
Adrianichthys roseni Parenti & Soeroto, 2004
Not evaluated
7
Nomorhamphus celebensis Weber & de Beaufort, 1922
Poso halfbeak
Data deficient
8
Tamanka sarasinorum (Boulenger, 1897)
Sarasin's goby
VU
9
Weberogobius amadi (Weber, 1913)
Poso bungu
CR
Keterangan: EN = Endangered, CR = Critically Endangered, VU = Vulnerable
Terkait dengan ikan endemik Danau Poso, saya tidak menemukan tulisan tentang ikan-ikan tersebut. Tulisan baru sebatas pada informasi taksonomik, sedangkan aspek lain seperti biologi maupun ekologi ikan-ikan tersebut belum ada. Padahal dua aspek tersebut sangat penting sebagai data dasar untuk pengelolaan dan penanganan konservasinya guna mencegah kepunahan ikan. Ada kesan bahwa ikan-ikan belum mendapatkan perhatian yang selayaknya dari para pemangku kepentingan, apakah itu pemerintah, perguruan tinggi, lembaga penelitian, praktisi perikanan maupun masyarakat setempat. Perlu ada pemikiran untuk mengembangkan nilai tambah ikan, misalnya sebagai ikan hias. Siapa berhasrat memulai?
Betina                                                                        Jantan
Foto di atas, yang disalin dari FishBase, menggambarkan ikan rono betina dan jantan. Ikan rono betina melindungi telur-telurnya dengan menyimpan di bagian ventral dan dipegang oleh sirip ventral.
Ikan rono dibandingkan dengan tangan                                                  Sepotong tepian Danau Poso

Ditulis oleh
M. F. Rahardjo
(Angg MII no. 003)

* Disadur dari berbagai sumber
sumber :

http://iktiologi-indonesia.org/index.php?option=com_content&view=article&id=103:ikan-endemik-danau-poso&catid=1:latest-news&Itemid=50




10 Macam Hiu Terbesar Di Dunia

Terdapat 360 species yang terbagi dari 8 kelas ikan hiu. Beberapa jenis ikan-ikan hiu adalah pemangsa (predators) dan ada juga yang benar-benar jinak. Bentuk dari hiu ini pun berwariasi, ada yang besar, ada juga yang kecil. Tapi disini kita membahas 10 yang terbesar.

1. Whale Shark

Whale Shark, Rhincodon Typus adalah hiu TERBESAR di dunia! Meskipun besar, hiu paus (Whale Shark) ini juga bukanlah pemangsa sama seperti hiu basking, mereka adalah hiu yang bergerak lambat yang hanya memakan 'phytoplankton' atau binatang yang sangat kecil yang hidup di laut. Hiu paus ini dapat hidup sehingga 41 kaki dan berat hingga 15 tons!. Hiu paus ini sama seperti hiu lain nya yang dapat di temukan di sekitar laut khatulistiwa dan perairan yang hangat; Species yang berasal dari kehidupan 60 juta tahun yang lalu ini mampu hidup hingga 70 tahun lamanya.

2. Basking Shark


Hiu Basking, Cetorhinus Maximus adalah salah satu hiu yang sangat besar dan menjadikan hiu basking ini menempati posisi ikan hiu terbesar ke 2 dunia. Hiu basking ini dapat hidup sepanjang 40 kaki dan pernah tertangkap dengan berat hingga 19 tons! Akan tetapi meskipun berbadan besar, hiu jenis ini cenderung lambat dan bukanlah predator alias pemangsa.

3. Great White Shark


Great White Shark, Carcharodon Carcharias, adalah salah satu dari hiu yang terganas di dunia. Hiu ini dapat hidup sepanjang 26.2 kaki dan berat hingga 5000 lbs (2267.96 kg) !!! Hiu Great White adalah hiu terakhir dari jenis species, Carcharodon. Malangnya untuk kita sebagai manusia, hiu ini dapat di temukan di dekat pantai di semua lautan, jadi jika agan-agan sekalian lagi liburan, pastikan anda tidak berenang bersama jenis ini!

4. Tiger Shark


Tiger Shark, Galeocerdo Cuvier menempati urutan ke 4 hiu terbesar di dunia dengan panjang hingga 24.3 kaki! Hiu besar ini mampu hidup sehingga 2000 lbs (907,18 kg) dan terkenal sangat terkenal dengan kekejamannya!! Tidak hanya memakan semua jenis kehidupan laut, tetapi mereka (Tiger) juga terkenal dengan menyerang perenang. Sesuai namanya, hiu ini sangat mirip dengan corak harimau, mereka biasanya hidup di daerah peairan khatulistiwa dunia tetapi lebih cenderung di sekitar peairan Pacific.

5. Pacific Sleeper Shark

Hiu Pacific Sleeper, Somniosus pacificus, adalah hiu berat lainnya yang dapat hidup sepanjang 23 kaki dan berat hingga 800 lbs (362,87 kg). Satu hal yang membuat hiu jenis ini menarik adalah mereka adalah salah satu dari sedikit jenis hiu yang dapat di temukan di daerah bertemperatur rendah (daerah menghadap kutup). Hal lain nya adalah mereka biasanya hidup di laut dalam, dengan kedalaman hingga 6500 kaki di bawah permukaan laut.

6. Greenland Shark


Hiu Greenland Shark dengan nama latin Somniosus Microcephalus atau di kenal dengan 'sleeper shark', 'gurry shark', ground shark', 'grey shark' atau ' Inuit Eqalussuaq. Hiu ini adalah hiu yang besar dan dapat di temukan di sekitar perairan Atlantic utara, terlebih banyak di dekat Greenland dan Iceland. Hiu jenis ini dapat hidup sepanjang 21 kaki dan hidup selama 200 tahun! Mereka (Greenland) terkenal dengan binatang bertulang punggung yang pernah hidup terlama. Greenland cenderung hidup di kedalaman 6600 kaki di bawah permukaan laut, akan tetapi hiu Greenland ini pernah tertangkap kamera di laut dangkal serendah 24 kaki! Bayangkan!

7. Great Hammerhead Shark

Great Hammerhead, Sphyma mokarran adalah hiu terbesar dari semua jenis hiu hammerhead yang dapat hidup sehingga 20 kaki. Great Hammerheads dapat di temukan di seluruh dunia layaknya hiu - hiu yang hidup di perairan khatulistiwa. Berbeda dengan hiu lainnya, hiu Great Hammerhead ini merasa manusia sebagai bahaya, mereka (Great Hammerheads) bersifat sedikit 'lebih pemalu' di banding hiu - hiu lain, dan sering kali merasa menghindari manusia. Hiu Great Hammerhead terbesar yang pernah di tangkap oleh manusia adalah jenis betina dengan berat 1280 lbs (580,59 kg).

8. Thresher Shark

Hampir serupa dengan 'abang kecil nya, Bigeye Thresher Shark', adalah jenis keturunan hiu besar yang dapat hidup sepanjang 18 kaki. Ini yang menyebabkan hiu Thresher menduduki posisi ke 8 hiu terbesar dunia. Hiu ini biasa nya hidup di perairan laut khatulistiwa dunia. Hiu Thresher seringkali terlihat 'ramping' tetapi jangan tertipu oleh muslihat nya, karena hiu ini dapat mencapai berat hingga 1100 lbs (498.95 kg).
9. Bluntnose Sixgill Shark

Hiu Bluntnose Sixgill, Hexanchus griseus, adalah jenis hiu ke- 9 terbesar di dunia dan sering di kenal dengan hiu sapi. Hiu Bluntnose Sixgill adalah jenis dari family Hexanchidae; Kebanyakan jenis dari saudara hiu ini sudah punah. Warna dari jenis hiu ini pun berwariasi dari warna coklat hingga mendekati hitam. Hiu- hiu ini dapat hidup hingga sepanjang 15.8 kaki, tetapi hiu lebih besar dari ini pernah terlihat.hiu ini mempunyai 6 insang dibanding kebanyakan hiu hanya punya 5 insang, mungkin ini karena habitat hiu ini ada di laut dalam yang kedalaman na bisa sampai 1,875 m.

10. Bigeye Thresher Shark

Jenis ikan hiu Bigeye Thresher, Alopias superciliosus, menempati urutan ke- 10 jenis hiu terbesar di dunia. Hiu jenis Bigeye Thresher dapat di temukan di daerah laut khatulistiwa dunia dan dapat di temukan di kedalaman 1650 kaki di dasar laut. Hiu Bigeye Thresher mempunyai ciri khas berwarna abu keunguan dan dapat hidup sepanjang 15.1 kaki dan mencapai besar hingga 795 lbs (360.60 kg).



http://forum.indowebster.com/showthread.php?t=182373